Notification

×

Iklan

Iklan

Ketua BNPT RI Sampaikan Program Deradikalisasi BNPT

Selasa, 27 Desember 2022 | Desember 27, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-12-28T05:00:07Z


REFORMASI.net - Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia Komjen. Pol. Dr. Boy Rafli Amar hadir secara virtual dalam Diskusi Tentang Tantangan Terorisme Di Indonesia yang diselenggarakan oleh Program Studi Kajian Terorisme Universitas Indonesia, Selasa (27/12/2022) untuk menjelaskan tentang Program Deradikalisasi BNPT.


"Kami berharap melalui kajian-kajian akademik dari para akademisi ini akan menjadi bagian penting di dalam melakukan penguatan kita dalam rangka perlawanan terhadap ideologi terorisme yang menjadi tantangan kita dan bukan kepribadian kita sebagai Bangsa Indonesia. Dengan hadirnya peran entitas para akademisi, kami juga berharap adanya sebuah narasi-narasi intelektualitas kepada masyarakat yang nantinya akan menguatkan bangsa indonesia dari pengaruh-pengaruh negatif terkait dengan masalah penyebarluasan paham ideologi terorisme" Harapannya.


Indonesia baru saja selesai menyelenggarakan  presidensi G-20 dan ditutup dengan konfrensi tingkat tinggi di Bali pada bulan November lalu. Tentunya kita patut berbangga. Karena, agenda internasional tersebut dapat berjalan dengan aman, lancar, dan sukses dalam penyelenggaraan G-20. Artinya bahwa ini menunjukkan posisi negara Indonesia semakin diperhitungkan ditingkat global.


Posisi penting yang akan diemban oleh Indonesia dalam forum internasional adalah sebagai ketua Asean 2023. Artinya bahwa Indonesia akan memegang peranan penting terutama dalam berbagai isu-isu global, baik itu dibidang ekonomi, sosial budaya, dan bidang keamanan. Tentu ini akan menjadi bagian hal-hal yang sering kita dengar dalam konteks pergaulan kita sebagai bangsa-bangsa di dunia yang aktif didalam mewujudkan perdamaian dunia.


"Ancaman serangan terorisme global terus mengalami dinamika, seperti serangan bom dinegara-negara yang berkonflik masih menjadi modus operasi terorisme. Sedangkan ditingkat regional Filipina masih menjadi tempat isu utama dikawasan Asia Tenggara. Sedangkan secara nasional yang berkaitan dengan penyebaran paham ideologi radikal teror dan pendanaan teror melalui propaganda yang memanfaatkan sosial media serta keberadaan Foreign There asal Indonesia di zona konflik yang masih menjadi perhatian kita bersama" Ucapnya.


Lanjutnya, Di samping itu juga, kita melihat di dunia maya yang berisi berbagai propaganda yang terkenal dengan istilah penyerangan tunggal dan di mana eks narapidana kembali melakukan aksi-aksinya.


"Analisis yang dilakukan oleh kami adalah menarik benang merah untuk mendefinisikan bahwa ideologi terorisme adalah sebuah paham, gagasan yang berbasis kekerasan ekstrim yang berorientasi pada ideologi yang diyakini, dan memiliki tujuan politik tertentu" Sebutnya.


Dalam pelaksanaan kegiatan kami ke depankan semangat multi pihak sebagai grand strategy yang di mana dalam perlawanan kita terhadap ideologi terorisme harus membangun semangat kolektif dan semangat kekuatan nasional yang terdiri dari pemerintahan, akademisi, masyarakat, media, dan dunia maya. Karena, lima entitas ini kami melihat menjadi komponen bangsa yang sangat penting agar kita mampu melawan ideologi terorisme yang begitu masif yang masuk sebagai ideologi trans nasional dari berbagai sisi.


Dalam menghadapi berbagai tantangan yang terus berkembang. Karena, fokus BNPT juga membangun kebijakan dan strategi dalam menghadapi berbagai kekerasan ini. Kita mencoba merilis setidak-tidaknya ada lima vaksin yang sering kami ucapkan sebagai sebuah vaksin kebangsaan, yaitu transformasi wawasan kebangsaan, revitalisasi nilai-nilai pancasila, transformasi moderasi dalam beragama, transformasi akar kebudayaan bangsa, dan transformasi pembangunan kesejahteraan.


Sedangkan diberbagai kawasan-kawasan yang telah dibentuk kami mengedepankan aktifitas pertanian dan perternakan yang melibatkan para eks narapidana terorisme. Ini yang sudah berjalan kita galakkan di lima provinsi, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Tengah yang akan diperluas ke provinsi lain. Dikawasan tersebut, ada tiga sasaran yang kita tetapkan selama ini, seperti edukasi, ekonomi, dan pariwisata agar bisa memberikan kesejahteraan kepada mitra (eks narapidana) kita. Karena, kita buatkan mereka wadah seperti koperasi.


Eks narapidana ini tentu tidak semua mereka berbaik hati dan cinta kembali kepada negara. Ini tantangan kita ke depan bersama dengan semangat kolektif dalam rangka perlawanan terhadap terorisme demi terwujudnya ketahanan bangsa kita dari pengaruh-pengaruh ideologi terorisme sebagai kebutuhan yang tidak bisa kita hindarkan. Karena, semua masyarakat harus dilibatkan.


"Mari kita sama-sama tingkatkan kewaspadaan kita agar mereka tidak leluasa sekali melakukan penetrasi dan merekrut kalangam generasi muda Indonesia" Tutupnya. (RED)

×
Berita Terbaru Update