"Kita memang perlu untuk memperbanyak silaturrahim keilmuan ini sebagai bagian mengapresiasi khazanah kita berindonesia termasuk juga dalam konteks berislam Indonesia, karena ternyata banyak hal positif yang bisa kita ambil dari perjalanan bangsa kita, termasuk dalam kontribusinya untuk perdamaian dunia" Ucapnya.
Kita secara sadar menjadikan keikut sertaan kita sebagai bangsa untuk mewujudkan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial sebagai tujuan nasional.
TGB juga menjelaskan Islam juga ketika datang ke Indonesia polanya bukan mengkomprensi, tapi lebih ke adesi. Jadi, proses penanaman akidahnya tidak mengakibatkan budaya dan lokalitas itu hilang.
Kemudian TGB juga menjelaskan distingsi. Misalnya, di Indonesia memiliki inisiatif-inisiatif keagamaan berupa ormas-ormas keagamaan yang sangat kuat yang tidak ada di mana-mana. Ini juga bagian yang bisa menumbuhkan dan memperkuat budaya damai dalam Islam berindonesia dan kita umat Islam di Indonesia bahwa kalau dibanyak tempat peran kaum perempuan itu jauh rata-rata di belakang kaum laki-laki, sebaliknya di Indonesia peran kaum perempuan muslimah sudah sangat kuat dan tertanam adanya independensi kaum perempuan.
"Distingsi Islam di Indonesia yang kesemuanya menjadi modal untuk kita sebagai Bangsa Indonesia bisa menawarkan budaya damai. Kalau distingsi ini kemudian dikombinasikan dengan keunggulan kita umat Islam di Indonesia dari sisi kita memiliki bahwa umat Islam terbesar di dunia dibandingkan negara Islam lain, kita memiliki sumber daya paling kaya ketimbang Negara Islam lain, kita memiliki luas dan bentangan wilayah teritorial yang juga termasuk paling luas ketimbang Negara Islam lain, kita memiliki letak geografis yang relatif jauh dari sumber-sumber konflik, dan kita juga negara muslim demokratis terbesar di dunia" Tuturnya.
"Jadi, keunggulan-keunggulan dengan distingsi Islam di Indonesia ini kalau kita ramu akan bisa melahirkan satu tawaran kita dari Bangsa Indonesia untuk menghadirkan nilai-nilai perdamaian di tengah dunia yang demikian tingkat konflik semakin tinggi, seperti konflik bersenjata, konflik ideologi, konflik perebutan sumber daya alam, dan lain sebagainya" Tutupnya. (RED)