Hadir dalam acara Focus Group Discussions (FGD) tersebut, Ketua Tim Kombes Pol sekaligus Kabag Penum Ro Penmas Div Humas Polri Dr. Nurul Azizah, S. I. K., M. Si., Kasubbag Berita Bag Penum Ro Penmas Dev Humas Polri AKBP Gatot Hendro Hartono, S. E., M. Si., PS. Kurmin Bag Penun Ro Penmas IPTU Dwi Restra Widyaningtya, S. I. Kom., Kepala Bakesbangpoldagri Lombok Timur Mustofa, S. Sos., DPR RI Said Muslim, Kapolres Lombok Timur AKBP Hery Indra Cahyono, S. H., S. I. K., M. H., Narasumber sekaligus Mitra Polri Nasir Abbas, Tokoh Agama, dan Pimpinan OKP..
Dalam sambutannya, Kapolres Lombok Timur AKBP Heri Indra Cahyono, S. H., S. I. K., M. H. menyampaikan di Lombok Timur ada 21 polsek dan 1 polisi sektor dan kondisi bhabinkamtibmas Lombok Timur cukup kondusif. Selain itu, dalam waktu dekat ada agenda pemilihan kades dan diprakasai oleh Bangkespoldagri juga, yakni setiap bulan ada silaturahmi tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk saling memberikan informasi agar kamtibnas terjaga kondusif.
"Tujuan dari kegiatan ini akan membawa manfaat untuk para peserta dan Masyarakat yang ada di Lombok Timur" Ungkapnya.
Sedangkan, dalam sambutannya Kabag Banops Kombes Dr. Nurul Azizah, S. I. K., M. Si. menyampaikan tujuan kami hadir untuk menjalankan program Quick Win program dua. Program ini merupakan salah satu program prioritas Kapolri, yaitu Kontra Radikal.
Lanjutnya, dalam sambutannya Kabag Banops Kombes Dr. Nurul Azizah, S. I. K., M. Si. menyampaikan Kontra radikal bukan hanya dilakukan Polri saja melainkan tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan mahasiswa yang terstruktur dan berkesinambungan yang berisikan edukasi-edukasi terkait kebangsaan dan nasionalisme.
"Anti kekerasan yang menjadi sasaran adalah masyarakat secara umum atau masyarakat yang rentan terhadap pengaruh radikalisme bukan berarti kita yang ada di sini adalah rentan radikalisme. Namun, kita kembangkan wawasan-wawasan dari narasumber apasih radikalisme itu?" Pungkasnya.
Sementara itu, saat menyampaikan materi Nasir Abbas menjelaskan siapa saja bisa terpapar dengan pemahaman radikal dan terorisme. Kita tidak tahu radikalisme itu, jangan-jangan teman tidur kita, kawan kita, anak kita, saudara kita, polisi, dan pegawai PNS.
"Banyak opini untuk anti pemerintah dari mereka yang paham radikalisme, seperti menganggap kriminalisasi ulama, opini ini dibangun semata-mata bukan dari polisi. Tapi, dari mereka, ini salah satu cara mereka untuk merekrut agar bisa menanamkan kebencian dan permusuhan" Katanya
Lanjutnya, Nasir Abbas menjelaskan penyebab terjadinya terorisme adalah kurangnya pengetahuan, kebodohan. Salah satu guru dan merasa diperlakukan tidak adil. Hal ini, berpotensi akan menyebabkan aksi terorisme di antaranya gagal melihat atau tidak menerima perbedaan, tidak mau menerima perbedaan, merasa pahamnya yang paling benar, dan tidak menghargai perbedaan.
"Radikalisme merupakan paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Maka, untuk kita ketahui bersama bahwa pemerintah tidak membedakan suatu kelompok dalam penyematan radikal dan terorisme" Pungkasnya.
Setelah Penyampaian Materi dari Narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan Tanya jawabantara Pemateri dengan Peserta FGD, kegiatan berakhir ditandai dengan Pemberian Pelakat dan Foto bersama.
Setelah menyampaikan materinya, Nasir Abbas dan tanya jawab. Setelah itu, dilanjutkan dengan memberikan plakat oleh Kapolres Lombok Timur AKBP Hery Indra Cahyono, S. H., S. I. K., M. H., terhadap Ketua Tim Kombes Pol sekaligus Kabag Penum Ro Penmas Div Humas Polri Dr. Nurul Azizah, S. I. K., M. Si. dan di akhiri dengan foto bersama. (MZ)