Notification

×

Iklan

Iklan

Puisi: Rindu

Selasa, 03 Januari 2023 | Januari 03, 2023 WIB | 0 Views Last Updated 2023-01-31T02:23:29Z


Rasa itu sangat menyiksa.
Memaksaku bungkam tak berdaya.
Hanya mampu berbicara dalam goresan kata.
Tertulis rapi dalam kertas terbalut kebisuan abadi.


Ku tuliskan sajak sederhana.
Tentang rasa yang tak ku pahami makna pastinya.
Rindu?
Mungkinkah itu dia?
Atau hanya imajinasi yang memanipulasi rasa?
Entahlah.


Dalam deraian hujan aku terdia.
Darahku berdesir menyebut namanya.
Kasih dalam angan begitulah aku menyebutnya.
Apalah dayaku.
Hanya penikmat rindu dalam bisunya sang dilema.


Rindu menyapa dalam manisnya alunan merdu hujan kala senja.
Menghadirkan bayangan semu kasih dalam kungkungan halusinasi mimpi.
Membuat imajinasi akan asa yang sempat terputus dalam deraian tangis semesta.
Entah apa, aku hanya sedang berduka.


Kapan?
Penantian ini mengundang banyak jerit kesakitan.
Jiwanya kehilangan energi melampaui batas mampunya.
Raganya tak lagi sanggup menahan beban tubuhnya.
Sungguh terlampau hancur yang ia rasakan.
Dia jatuh tak berdaya dalam asanya.


Sendu terus bersemi bak bunga sakura di musimnya.
Tumbuh subur dalam genangan pilu air mata.
Mencari cinta dalam tumpukan rasa yang tak ku tahu makna pastinya.
Mengapa sesakit ini merindu dalam bisu yang tak ingin bicara?


Tak bisa ku paksakan ia tuk berkata kepada dunia.
Aku hanya takut mereka berkata.
Rindu sang penyair sangatlah menyiksa.
Batinnya terluka oleh rasa yang ia simpan dalam kebisuan nyata.


Ahhh sudahlah.
Biarlah rindu ini bersemedi di dalam sana.
Terlalu perih tuk menerima realita.
Aku merindu tak berarti apa-apa padanya.
Bak debu yang terbang hilang terhempas angin ketika senja.
Indah terlihat namun sakit tuk di ungkap.
Rindu ini sungguh sangat menyiksa jiwa.


Terlampau jauh asa ini bermimpi.
Terlampau jauh tak mampu ku gapai.
Biarlah aku hanyut dalam buaian syahdu sang waktu.
Biarlah impian menjadi semu dalam imajinasi buntu sang penyair rindu.


Dalam jeritan tangis.
Sungguh jingga tak lagi mampu membuatnya tertawa.
Rindu terlampau lama menyiksa jiwa yang terkurung dilema.


Nyanyian sang merpati menyambut diambang pintu duka.
Tekad bulat tuk bersua dalam lamunan angan hanya mimpi semata.
Yakinkan hati tuk terima.
Inilah realitanya.

Rahmatina Zia Maharani

Mahasiswi Prodi Teknik Nuklir UGM


Yogyakarta, 04 Januari 2023

×
Berita Terbaru Update