Adapun pembagian tugas pendampingan oleh pengawas Kementrian Agama Lombok Timur dan Dosen IAI Hamzanwadi Pancor yang rencananya akan direalisasikan di 40 Madrasah Ibtidaiyah sasaran.
Manager Program kemitraan Inovasi dengan IAI Hamzanwadi Pancor, Heri Hadi Saputra, M.Pd. mengatakan dari 40 MI sasaran tersebut terdapat 34 MI yang akan diasesmen mengenai IKM dan terdapat 6 MI yang akan diasesmen terkait dengan pencegahan pernikahan dini.
"Dosen dan pengawas nanti tugasnya mengajarkan Guru di MI sasaran tentang apa-apa instrumen yang dibutuhkan ketika turun asesemen, kemudian dari hasil asesemen itulah nanti akan didapatkan data validnya," ujar pria yang juga sebagai Ketum Ikatan Sarjana NWDI itu. (25/03/2023)
Ia menegaskan bahwa program ini merupakan program lanjutan dari yang sebelumnya yakni Madrasah Unggul Anak Hebat atau yang disingkat MAULANA. Namun saat ini isunya bukan hanya tentang literasi saja, akan tetapi dimasukkan juga tentang IKM dan pencegahan pernikahan dini pada anak.
"Tujuan dari program ini tak lain dan tak bukan ialah untuk memajukan dan pengembangkan dunia pendidikan di Indonesia, wabilkhusus di Lombok Timur ini. Sehingga apa yang menjadi kendala pendidikan saat ini, bisa kita atasi di masa mendatang dengan solusi-solusi yang kreatif dan efektif," ulasnya.
Sementara itu, salah satu Pengawas dari Kemenag Lombok Timur ,Tasnim, M.Pd mengaku bahwa tidak ada kendala dalam pelaksanaan sosialisasi instrumen asesmen ini, sebab pada program MAULANA tahap satu juga pernah dilaksanakan hal demikian.
"Alhamdulillah pada tahun ini dapat ikut serta lagi dalam pelaksanaan program Maulana tahap dua ini, isunya bukan hanya literasi namun ada IKM dan pencegahan pernikahan dini juga. Semoga ini menjadi tahapan yang baik bagi pendidikan di Lombok Timur ke depannya," katanya. (GOK)