Kegiatan workshop berlangsung di Lesehan Tropical Lombok Timur yang dihadiri oleh Koordinator Bidang Program Konsorsium NTB Membaca Azhar Zaini, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Lombok Timur Judan, Manager kemitraan program INOVASI dengan Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor Heri Hadi Saputra, beberapa peserta dari kalangan Dosen dan Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Fisikom Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor.
Koordinator Bidang Program Konsorsium NTB Membaca Azhar Zaini menjelaskan, literasi dengan pencegahan perkawinan anak dinilai saling terhubung jika dilihat dari kacamata yang detail.
"Relevansinya anak-anak kita yang cenderung melakukan perwakinan anak justru dari mereka yang beranggapan bahwa sekolah itu tidak nyaman bagi mereka, maka dari itu mereka yang tidak nyaman sekolah ini kebanyakan akan melakukan hal-hal yang negatif, salah satu contohnya menikah di usia dini" Ulasnya.
Dia melanjutkan, nilai-nilai positif harus ditanamkan dari sejak dini, itulah harus dicegah dan diberikan pembelajaran dari semenjak dini. Bahkan tidak apa-apa jika pembelajaran pencegahan perwakinan anak ini bisa dipelajari di tingkat MI karena fungsinya yakni menanamkan nilai kebaikan.
Adapun dalam pandangannya, tujuan workshop kali ini yaitu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang cara membuat buku atau bahan bacaan untuk anak. Kedua, memproduksi buku bacaan untuk anak dan terakhir itu untuk membuat refrensi pembelajaran yang menarik bagi anak-anak.
"Menurut banyak riset, buku bacaan memiliki banyak efek positif yang sangat luas terhadap perkembangan anak. Oleh karenanya, guru perlu memastikan buku bacaan menjadi bagian utama dari pembelajaran sehari-hari" Tuturnya.
Dalam hal menggambar, lanjutnya, anak-anak tidak pernah melihat bagus dan jeleknya gambar, akan tetapi yang dilihat itu ialah bentuk dan edukasi yang didapatkan dari gambar tersebut.
"Jadi ide dan kreasi kita harus jangan ragu-ragu, dalam hal ini tidak boleh ada keraguan itulah jika kita menggambar itu diperlukan imajinasi yang luas supaya bisa menjadi sebuah karakter" Terangnya.
Disisi lain, Ketua LPA Lombok Timur, Judan, mengatakan harapan orangtua kepada anak sangat banyak, bahkan ada ribuan impian orangtua kepada anak dan itu semuanya pasti yang baik-baik. Namun pada kenyataannya, menurut Dia, banyak impian anak-anak khususnya di Lombok Timur direnggut oleh salah satu alasannya yakni perkawinan anak.
"Di Lotim ini saja, kami mempunyai data dari tahun 2020 sampai dengan 2022 ada empat alasan besar anak-anak kita menikah di usia dini, yakni 41% telah melakukan hubungan intim di luar pernikahan, 26% kehamilan yang tidak diinginkan, 15% karena terlambat pulang dan 19% terdapat faktor-faktor lainnya seperti persoalan ekonomi," rincinya saat memberikan materi.
Lanjutnya, Dia memaparkan bahwa pada regulasi tentang pencegahan perkawinan anak ini sudah banyak yang dibuat oleh pemerintah, utamanya pemerintah di NTB ini. Hal itu dibuktikan dengan terbitnya Perda NTB Nomor 5 Tahun 2021 tentang pencegahan perkawinan anak, kemudian ada Perbup Lotim Nomor 41 Tahun 2020 tentang pencegahan perkawinan anak, lalu terakhir ada Perdes di 236 di Lotim tengang pencegahan perkawinan anak.
"Namun semakin banyak aturan yang diterbitkan, semakin banyak juga terjadi perkawinan anak khususnya di Lotim ini. Karena pemerintah hanya mengejar predikat, bukan mengejar pencegahannya" Tandasnya.
Sementara itu, Manager Program Kemitraan INOVASI dengan Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor Heri Hadi Saputra mengatakan, bagaimana caranya kemudian pendidikan anak-anak khususnya di Lombok Timur tidak terhambat dengan alasan ingin cepat menikah, oleh karena itulah penting bagi semua kalangan untuk atensi permasalahan perkawinan anak ini.
"Terlebih lagi kita di Lombok ini mempunyai tradisi yang secara gampangnya menikahkan anak-anak kita, padahal itu sudah tidak relevan dengan kondisi saat ini" Ungkapnya.
Lebih lanjut, Dia menuturkan, perkawinan anak ini berdampak negatif, karena bisa memutuskan tali impian dan masa depan anak-anak. Oleh sebab itulah, jika dibiarkan terus-menurus persoalan ini dan abai, maka akan semakin menjadi besar nantinya.
"Salah satu caranya ialah kita menyusun buku bacaan yang asyik dan memggembirakan bagi anak-anak, supaya mereka gampang mencermati apa itu perwakinan anak dan apa-apa saja dampaknya bagi mereka sendiri" Imbuhnya. (GOK)