Adapun rombongan monitoring terbagi menjadi dua kelompok yakni tim satu yang melalukan monitoring ke MI 1 NWDI Kelayu Selong, MI NW Ijobalit dan MI NW Unwanul Falah. Kemudian tim dua dengan jalur ke MI NWDI 4 Pancor, MI Tarbiyatul Muslimin, dan MI NWDI Dasan Lekong.
Kegitan join monitoring ini akan tetap dilaksanakan selama jalannya program, dengan tujuan supaya pencapaian-pencapaian praktik baik yang diterapkan di sekolah selama ini bisa berjalan dengan semestinya. Hal itu juga bertujuan untuk menggali apa saja kendala dari madrasah yang menjalankan program, untuk kemudian diberikan solusi sepenuhnya untuk kepentingan generasi emas ke depannya.
Tim monitoring ini juga terdiri dari mitra yakni Kemenag Lombok Timur, Kemenag Provinsi NTB, Bappeda Lombok Timur, Tim kemitraan Inovasi dengan IAIH Pancor dan juga tim dari Inovasi NTB yang juga ikut serta dalam kegiatan join monitoring.
Pada saat kegiatan monitoring berlangsung, Kepala MI NW Ijobalit, Supriadi, S.Pd.I mengatakan, dampak yang siginfikan dari realisasi program ini bisa dilihat secara langsung dari banyaknya murid-murid di kelas rendah mengalami kenaikan literasi yang baik.
"Yang awalnya mereka takut sekali untuk membaca di depan, lama-lama kemudian dengan jalannya program IKM berbasis literasi ini, yang dulunya juga bernama program Maulana, alhamdulillah anak-anak kami disini mengalami peningkatan yang luar biasa khusus dalam hal literasinya," ungkapnya.
Ia juga menandaskan, dengan adanya program ini yang kemudian diterapkan di madrasahnya, berdampak kepada jumlah siswa/i yang mendaftar. Karena masyarakat disekitar juga sudah mengetahui, bahwa di MI NW Ijobalit menerapkan program IKM berbasis literasinya ini kepada murid yang berdampak positif.
"Jumlah murid yang mendaftar juga meningkat setiap tahunnya, kemungkinan karena orang tua wali dari murid-murid ini sudah menceritakan ke masyarakat sekitar mengenai prubahan yang dialami oleh anaknya sendiri ketika ada program ini. Kami juga mengakui bahwa program ini telah membawa hal-hal baik di madrasah kita tercinta ini," ulasnya.
Oleh sebab itulah, Dia berharap ke depannya program semacam ini tidak berakhir sia-sia ketika program ini sudah tidak berjalan lagi. Namun akan diteruskan oleh praktik-praktik baik yang ditinggalkan oleh program IKM berbasis literasi ini.
"Kami akan terus menjalankan program atau metode ini walapun nantinya sudah berakhir program ini. Karena dari semenjak adanya program Maulana 1 yang dulu itu, kami sudah menerapkan praktik-praktik baik yang ditinggal di dalam program ini," ujarnya.
Senada dengan itu, Guru kelas 1 MI Unwanul Falah, Baiq Nurul Islam juga menjelaskan semenjak tahun 2021 telah mengikuti program IKM berbasis literasi ini yang dulunya bernama Program Maulana yakni kemitraan Inovasi NTB dengan IAIH Pancor.
"Kami sejak dulu tahun 2021 menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, dan saat ini tetap istiqomah menerapkan metode tersebut. Karena kami akui juga pembelajaran berdiferensiasi ini berdampak signifikan terhadap literasi murid kami," ujarnya.
Maka dari itulah, Ia berkomitmen penuh untuk terus melaksanakan dan mengembangkan metode-metode pembelajaran yang menarik untuk dilaksanakan pada murid-murid di masa yang mendatang.
"Mengingat seiring dengan berjalannya waktu, maka metode pembelajaran juga semakin berkembang. Jika kita tidak mengupgrade diri, maka akan tertinggal oleh zaman yang semakin dinamis," tandasnya (GOK)