Kedatangan H. Ganjar Pranowo tersebut, didampingi oleh Ketua Harian Partai Perindo TGB. M. Zainul Majdi, Ketua DPD PDIP NTB H. Rachmat Hidayat, Ketua DPW PPP NTB H. Muzhir, dan Ketua DPD Hanura NTB Ahmad Dahlan.
Kedatangan H. Ganjar Pranowo tersebut, disambut dengan Gegap Gempita oleh puluhan ribu massa relawan dari berbagai daerah yang ada di Nusa Tenggara Barat.
Dalam orasi politiknya, H Ganjar Pranowo menyampaikan kedatangnya untuk bersilaturrahim dan konsilidasi pemenangan pemilu 2024.
"Kedatangan saya ke sini untuk bersilaturahim dengan bapak/ibu sekalian dan saya mengucapkan banyak terima kasih," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan kedatangannya ke Lombok bukan yang pertama kalinya.
"Kedatangan yang pertama saya bertemu kawan-kawan petani, petani tembakau tembakau dan kami juga datang pada saat terjadi gempa beberapa tahun lalu," ucapnya.
Ia juga menceritakan pada saat pertemuan dengan petani tembakau dan membangun sekolah, serta menemani korban gempa.
"Pertemuannya dengan para petani tembakau saya menyampaikan kita harus perjuangkan komoditas kita agar tetap berjaya di tanah air menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri. Sedangkan pada saat gempa, kita bisa membangun sekolahan dan kita hadir untuk menemani masyarakat yang menjadi korban gempa," sebutnya.
Lalu ia memperkenalkan para perwakilan partai politik yang bekerjasama dengan PDI P untuk mendukung dirinya sebagai bakal calon presiden 2024.
"Partai pertama yang datang menandatangani kerja sama adalah PPP. Pada saat saya diumumkan sorenya ada partai yang mengumumkan saya, yaitu Partai Hanura. Tapi kita masih tunggu-tunggu belum datang di DPP Partai. Maka partai kedua yang datang saat itu adalah PAN. Tapi saat itu belum berbicara masih silaturrahmi," tuturnya.
Lanjut ia menyampaikan partai berikutnya menyatakan dukungannya adalah Partai Perindo.
"Tapi, partai berikutnya datang yang menyatakan dukungannya adalah Partai Perindo," katanya.
Selanjutnya ia menghimbau kepada seluruh simpatisannya untuk menggunakan medsos dengan baik dengan kalimat yang santun.
"Apalagi orang NTB sangat religius sebagian besar muslim. Maka kita tunjukkan Islam yang rahmatan Lil alamin kita sudah harus dewasa dalam berpolitik tidak boleh lagi ceritanya kita membawa politik identitas kita beda suku beda agama itu sunnatullah maka ada bhinneka tunggal Ika, tegasnya.
Kemudian ia menutup orasinya dengan ucapan terima kasih dan merasa terhorma ke NTB.
"Saya disambut dengan gegap gempita dan luar biasa. Salam saya untuk keluarga, saudara-saudara, dan tetangga," pungkasnya. (ZUN)