Dalam kunjungan ini, tim Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama RI menilai bahwa praktik baik yang telah dilakukan oleh kemitraan INOVASI NTB telah berjalan baik, bahkan patut dijadikan rujukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indoensia.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Rombongan Tim Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama RI, Rois Mustofa yang mengatakan kemitraan yang dijalin oleh INOVASI NTB bersama dengan Kelompok Kerja (Pokja) telah menuai hasil yang positif bagi anak-anak yang masih duduk dibangku SD maupun MI.
Adapun Pokja yang dimaksud ialah kemitraan INOVASI NTB yang telah berkolaborasi bersama dengan LPTK, Kemenag Lotim, Dikbud Lotim, Bappeda Lotim, DPMD Lotim, DP3AKB Lotim, Dinsos Lotim dan LSM dalam merealisasikan program literasi dasar inklsuif, penerapan IKM basis literasi, dan Pencegahan Perkawinan Anak (PPA).
"Kemitraan INOVASI ini menarik, karena berbasis desa yang rentan kemudian dijadikan rujukan untuk mencari sekolah atau madrasah sasaran. Jadi ukurannya itu adalah desa kemudian penyelesaian masalahnya melalui sekolah, itulah yang menarik bagi kami setelah melihat langsung penerapannya di kelas," ucap Rois saat berkunjung ke SDN 4 Kesik dan MI 01 Hamzanwadi NWDI Pancor.
Dalam kunjungannya ini, Dia juga fokus melihat dan menganalisa proses pembelajaran berdiferensiasi yang telah diterapkan di 70 MI dan SD sasaran, yang masing-masing 40 MI sasaran didampingi oleh kemitraan INOVASI dengan Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor dan 30 SD/MI didampingi oleh kemitraan dengan Universitas Hamzanwadi.
"Kami juga sudah melihat bahwa anak-anak kelas satu sudah nyaman dalam pembelajarannya, hal itu kami lihat secara langsung tadi ketika di kelas. Ini membuktikan bahwa mereka sudah nyaman belajar walapun baru beranjak dari TK ataupun PAUD," ujarnya.
Maka dari itu, Ia bersama rombongan Tim Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag RI meyakini bahwa program ini akan berkembang ke depannya. Hal itu bisa dilihat dari tingkat kebutuhan masyarakat atas program ini yang berdampak signifikan.
Berkenaan dengan itu, Kamad MI 1 Hamzanwadi NWDI Pancor, Kusuma Arnadi, S.Pd menjelaskan bahwa IKM berbasis komunitas ini sebetulnya telah dilaksanakan sejak pengembangan literasi yang inklusif.
"Semenjak kami mendapatkan banyak pelatihan dan pendampingan oleh kemitraan INOVASI melalui IAIH Pancor dan Universitas Hamzanwadi, sejak itulah kami langsung terapkan di madrasah apa yang kami dapatkan ketika pelatihan, dan itulah yang kami praktikkan hingga saat ini. Dan buktinya bisa dilihat secara langsung perubahan positif yang signifikan bagi anak-anak kami di MI 01 Hamzanwadi Pancor ini," paparnya.
Lebih lanjut, sambung Kusuma, dengan adanya program ini telah merubah paradigma pembelajaran baik bagi guru maupun siswa. Terlebih lagi bagi guru, saat ini menurutnya guru-guru di MI 01 Hamzanwadi NWDI Pancor telah menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
"Bahkan kami juga saat ini telah menerima anak-anak yang ABK, kami memberikan pelayanan kepada anak-anak kami yang berkebutuhan khusus. Sebab, kami juga diajarkan oleh guru sekaligus pendiri NWDI yakni TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid bahwa bagaimanapun kondisi dan keadaan seseorang itu wajib untuk mendapatkan ilmu dan pembelajaran yang layak," terangnya.
Adapun mengenai penerapan IKM, dia juga telah menerapkan seluruh rangkaian asesemen yang terbagi menjadi lima asesemen yang bertujuan untuk menganalisa kebutuhan pembelajaran dari siswa-siswi yang berbeda-beda di kelas dan hal itu juga sebagai pengontrol siswa.
Disisi lain, Kepsek SDN 4 Kesik, H. Nurdin, S.Pd memberikan apresiasi kepada rombongan tim dari Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag RI yang telah menyempatkan untuk berkunjung ke SDN 4 Kesik yang notabenenya sekolah yang tergolong jauh dari perkotaan.
"Mudahan ke depannya dengan adanya kujungan ini bisa menjadi motivasi sekolah kami supaya konsisten dan lebih memajukan lagi model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan murid-murid," tandasnya
Dia juga tak menafikkan jika penerapan literasi dasar yang inklusif dan pembelajaran IKM belum sempurna sepenuhnya dijalankan, maka dari itu pihaknya akan terus-menerus memperbaiki kekurangankekurangan dalam penerapan IKM ke depannya.
"Kekurangan yang ditemukan saat kunjungan ini tentunya akan menjadi instrumen perbaikan kami ke depannya, kalaupun ada hal positif yang ditemukan, maka itu semoga menjadi berkah untuk kami juga," pungkasnya. (GOK)