Kegiatan ini tersebut, diikuti oleh 120 peserta. Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Layanan Kesehatan Gratis untuk 100 orang dan bekerjasama denga RSIN (Rumah Sakit Islam Namira) Lombok Timur.
Dalam laporannya, Ketua Panitia Nurholik Azizah menyampaikan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia.
"Kegiatan ini sebagai bakti untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Oktober 2023 yang lalu," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari ini ada empat rangkaian acara.
"Ada empat rangkaian acara dalam dua hari berturut-turut. Hari Senin Seminar Mental Health dirangkaikan dengan Layanan Kesehatan Gratis kemudian hari Selasa Donor Darah dan Layanan Konseling Gratis," sebutnya.
Lanjut, ia menyampaikan tujuan dari kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari.
"Tujuanya agar kita sama-sama aware dengan kesehatan mental dan juga bagaimana menanggapi apabila kita dan orang lain mempunyai masalah," ucapnya.
Sedangkan dalam sambutannya Presiden Mahasiswa Institut Agama Islam Hamzanwadi Pancor Abd. Kadir Djailani menyampaikan kesehatan mental merupakan isu yang penting.
"Kesehatan Mental itu merupakan isu yang penting. Melihat di tahun 2030 merupakan puncak demografi Indonesia sehingga pertumbuhan pemuda yang produktif tidak diimbangi dengan kesehatan mental akan menjadi bumerang bukan menjadi kekuatan," terangnya.
Ia juga menyampaikan kesehatan mental harus betul-betul diperhatikan.
"Selain kesehatan fisik hal yang sangat penting diperhatikan adalah kesehatan mental," pintanya.
Ia berharap agar mahasiswa bisa untuk menyikapi masalah kesehatan mental dengan bijak.
"Saya berharap dengan adanya kegiatan ini lebih-lebih sebagai mahasiswa agar mampu bagaimana menyikapi masalah kesehatan mental dengang bijak," tuturnya.
Kemudian dalam sambutannya, Wakil Dekan Fisikom IAIH Pancor Marzuki, M. T. mengingatkan kepada peserta agar tidak lupa memperhatikan kesehatan mental.
"Saya mengingatkan kepada peserta agar tidak lupa memperhatikan kesehatan mental, tidak hanya makanan saja yang kita perhatikan untuk kesehatan fisik tetapi lupa merawat pikiran sehat," tegasnya.
Ia juga menyampaikan mental itu ibarat sebagai sofware.
"Mental itu ibarat software bagi diri kita karena ia berpengaruh besar terhadap emosi manusia," sebutnya.
Lanjut, ia berpesan kepada seluruh peserta agar siap secara mental dalam menjalankan kehidupan dilingkungan kampus.
"Saya berpesan kepada Peserta dan Mahasiswa harus siap secara mental dalam menjalankan kehidupan di lingkungan kampus, apalagi fase akhir perkuliahan," pintanya.
Sementara itu, dalam materinya Dr. Lalu Yulhaidir, M.Psi., menyampaikan poin penting dalam memperhatikan kesehatan mental.
Poin mengenai pentingnya memperhatikan kesehatan mental sampai-sampai kita tidak boleh mendiagnosa diri kita sakit mental, karena yang boleh mendiagnosanya adalah psikolog. Dan juga kita butuh support sistem dari luar minimal punya teman dekat 3-7 orang. Sebab teman yang baik akan membantu menyeimbangkan mental kita," katanya.
Ia juga berpesan stres itu harus dikelola.
"Saya berpesan bahwa stres itu harus dikelola, fokuslah pada apa yang bisa dikendalikan, lepaskan pada hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, dan belajarlah tegas untuk melindungi diri dari pengaruh orang lain," pungkasnya (NAN)